Friday 27 February 2015

Curahan Hati Mahasiswa Penjual Pulsa

Siapa disini pernah jualan pulsa di sekolah atau di kampus? Ayo, ngacung tangan! Nah, kali ini gue ingin sedikit membahas tentang profesi tersebut. Kebetulan pada awal semester satu kemarin, gue resmi mendapat gelar: calon sarjana penjual pulsa. Ya, bisa dibilang gue menjadi mahasiswa, sekaligus tukang pulsa keliling di kampus.

Enak gak sih jualan pulsa? Itulah pertanyaan yang sering terlontar dari teman-teman gue. Dan kalau gue harus menjawab, maka gue akan bilang, kadang enak dan kadang nyesek. Kenapa begitu? Tentu saja, enaknya adalah saat kita mendapatkan uang / keuntungan dari hasil jualan pulsa. Lalu, nyeseknya di mana? Banyak!

Pertama, ketika teman membandingkan pulsa yang kita jual dengan counter pulsa dekat rumahnya. Biasanya, mereka akan mengatakan seperti ini, “Pulsa 10 berapa di lo? 12 ribu, ya? Ah, mahal banget, di counter dekat rumah gue cuma 11.500 tuh,” Terkadang jika mendengar orang yang berkata seperti itu, ingin sekali gue menjawab seperti ini: “Yaudah, counter yang dekat rumah lo itu, suruh pindah aja jualan di dalem kampus! Beres, kan?”

Sudah bukan rahasia umum, bila penjual pulsa keliling seperti gue tidak akan terlepas dari namanya hutang. Biasanya orang-orang seperti ini adalah teman dekat dari si penjual pulsa. Dan biasanya lagi, pada saat ingin berhutang mereka akan berkata seperti ini: “Don, gue beli pulsa dong, besok gue bayar deh. Soalnya, ini gue ada urusan pentiiiiinnnggg bangeeeeeettt, pliiiiiisssss.......” Ketika sudah terkena perkataan seperti itu, biasanya si tukang pulsa akan langsung luluh dan tidak bisa menolak. Namun sangat disayangkan, tidak jarang ucapan hanyalah tinggal ucapan semata.  Keesokan harinya, mereka akan berkata: “Eh, sorry nih, dompet gue ketinggalan,” atau “Maaf ya, nyokap gue belom ngasih uang jajan nih,” atau lebih ekstrim lagi “Sorry, gue belom bisa ke kampus nih, soalnya lagi nemenin kucing gue lahiran.”

Kenapa gue menulis tentang hal ini? Ya, karena gue ingin kalian tahu, bahwa menjadi penjual pulsa keliling itu tidaklah semudah yang kalian bayangkan. Apalagi, jika banyak yang belum membayar uang pulsa, sedangkan kita harus mengisi saldo pulsa. Bagaimana pun, saldo pulsa adalah modal utama bagi penjual pulsa untuk menjual dagangannya kembali. No saldo, no jualan! Dan kembali lagi, biasanya para penjual pulsa akan menggunakan uang hasil keuntungan, untuk mengisi saldo pulsa. Lalu, bagaimana mau mengisi saldo pulsa, bila setiap hari banyak yang belum membayar hutang? Nah, disinilah gue mengharapkan kesadaran diri dari si pembeli. Kalau bisa, pakailah prinsip: membayarlah sebelum ditagih. So, kalau seperti ini, penjual dan pembeli sama-sama enak, kan?

Inilah sebagian kecil curahan hati gue, selama menjadi mahasiswa penjual pulsa keliling di kampus. Dan tulisan ini gue buat, bukan untuk menyindir siapa pun, melainkan hanya untuk sekedar berbagi pengalaman semata.

Jika ada yang ingin bertanya atau sekedar sharing, silahkan isi comment box di bawah J

2 komentar:

Unknown said...

terus gimana solusi lo klo ada yg mengundur terus terusan untuk membayar hutangnya? dan satu lagi apa lo pke spanduk atau apalah biar lo itu di tau klo lo jualan pulsa bro?

Unknown said...

Yah tinggal ditegur aja, bilang kalau kita butuh uang itu dan untuk promosi sendiri, gak pake spanduk juga sih, lebih pake sistem dari mulut ke mulut aja, heheh

Post a Comment