Saturday 7 February 2015

Menulis, Cara Terbaik Melupakan Kesedihan!


Entah  kenapa, belakangan ini, gue mendadak merasa melow. Seketika gue merasa seperti menjadi bukan diri gue sendiri. Berbeda dengan gue di keseharian, yang selalu riang dan mampu tertawa lepas. Mungkin, ini juga adalah kesalahan dari gue sendiri. Ya, kesalahan karena gue terlalu tertutup dan susah ‘berbagi’ kisah dengan orang lain.

Masalah demi masalah, hanya bisa gue pendam, pendam, dan pendam! Hingga akhirnya, semuanya pun kian terkumpul di kepala gue. Seolah, sebentar lagi kepala gue akan meledak dengan dahsyat. BOOM! Kemudian, hancur dan lenyap tak tersisa.  

Terkadang, ingin sekali gue bisa memiliki sosok teman, sahabat, keluarga, atau apapun itu namanya. Tempat di mana, gue bisa bersandar dan mendapatkan ‘kuping’ untuk berbagi kisah-kisah gue yang pilu dan tidak banyak orang yang tahu. Namun, di satu sisi, ada keraguan dalam diri gue. Seolah, diri ini selalu berkata, “Apa mungkin dia mau mendengarkan cerita gue?  atau, Lalu, kalau gue cerita, apa masalah gue akan selesai?”

Kata-kata itulah, yang akhirnya selalu membuat gue lebih memilih untuk memendam segala gelisah di dalam hati.

Pernah gak sih, kalian merasakan sepi dan kosong, padahal kalian sedang berada di keramaian? Entah itu moment setelah kalian diputusin pacar, ditinggal pergi selamanya oleh orang tua, atau terjebak oleh kenangan masa lalu. Gimana rasanya? Tidak enak, bukan? Apalagi, ketika kita harus melihat orang-orang di sekeliling kita tertawa lepas, padahal di saat yang sama, kita justru ingin berteriak kencang atau bahkan, menangis.

Sebesar apapun kesedihan yang menimpa, gue percaya kita lebih kuat dari kesedihan tersebut. Dan gue juga percaya,setiap orang memiliki cara yang tersendiri untuk melawan kesedihannya. Tidak jarang, ada yang sampai memakan puluhan batang cokelat, memukul tembok sekencang mungkin, atau berteriak kencang di atas gunung, hanya untuk melupakan kesedihannya. Sama seperti orang pada umumnya, gue juga memiliki cara tersendiri untuk melupakan kesedihan. Yaps, ini adalah bagian dari cara yang gue maksud, yakni: dengan menulis! Setidaknya, setelah menuliskan semuanya di sini, perasaan gue jauh lebih baik dari sebelumnya. Tentu saja gue berharap, ketika kalian melihat tulisan ini, akan ada yang berkata : “Semangat ya!” atau, “Aku mau kok jadi tempat curhat kamu,” atau, “Jangan sedih lagi ya, apalagi sampai menangis, malu sama kucing loh, meong, meong, meong.”

Tujuan gue menulis semua ini, bukanlah untuk mencari simpati, apalagi sensasi. Melainkan, gue hanya ingin kalian tahu, bahwa: Semua orang berhak untuk memiliki kesedihan, karena sejatinya dari kesedihanlah, kita akan belajar untuk tersenyum kembali.

Ini caraku untuk melupakan kesedihan, kalau caramu?

Jika ada yang ingin bertanya atau sekedar sharing, silahkan isi coment box di bawah J

0 komentar:

Post a Comment