Monday 24 July 2017

Tipe-Tipe (katanya) Mahasiswa #part2

Berdasarkan Kegiatannya di Kampus :

Mahasiswa Atlet

Biasanya Mahasiswa ini, akan sangat dikagumi oleh para teman-temannya maupun adik kelas. Apalagi, kalau dia cakep dan atlet yang sudah sering mengikuti lomba dan sering menjadi juara. Sebaliknya, kalau gak cakep dan gak juara, biasanya mereka pasti gak akan dianggap di kampus. Namun enaknya, Mahasiswa atlet seringkali meninggalkan kelas, karena harus mengikuti berbagai perlombaan di luar kampus.

Terkadang, Mahasiswa atlet ini juga sering banget diledekin saat di kampus. Biasanya, akan banyak temannya yang meminta dia praktik kemampuan olahraganya dengan benda-benda yang gak wajar. Katanya sih, sebagai pembuktian kalau mereka memang benar-benar atlet sejati.

Misalnya, “Kan lo atlet bulutangkis nih, coba dong smash tuh kepala dosen killer pake Tipe-X.” Lalu ada juga kayak gini, “Kan lo atlet futsal nih, coba dong juggling bola pakai tutup pulpen.” Atau bahkan, “Kan lo atlet karate nih, coba dong lo hajar dan patahin leher mantan gue, yang baru aja jadian lagi. Padahal kita baru putus sejam yang lalu.”
Mahasiswa Event Organizer

Selanjutnya, ini merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh organisasi mahasiswa. Di mana, mereka akan mendadak menjadi Event Organizer (EO) dan mengadakan sebuah kegiatan di kampus mereka. Setiap Fakultas, biasanya memiliki kegiatan mereka masing-masing. Ada yang mengadakan seminar, talkshow, hingga lomba diadakan di kampus. Biasanya untuk menarik perhatian dari Mahasiswa lainnya, mereka memiliki jurus jitu, yaitu dengan iming-iming dapat sertifikat. Ya, karena sekarang setiap kampus mewajibkan Mahasiswa harus punya beberapa sertifikat (baik mengikuti kegiatan seminar maupun lomba) sebagai syarat kelulusan.

Berhubung Mahasiswa itu sangat butuh sertifikat, biasanya hal tersebut dijadikan sebagai daya tarik dari para pembuat event. Makanya, gak jarang gue menemukan kata “sertifikat” di poster ukuran font-nya itu besar banget. Bahkan, ketika Mahasiswa EO ini mempromosikan acara mereka, pasti mereka akan selalu bilang, “Ayo, ikutan acara gue dong! Kalo gak punya sertifikat, lo gak bakal bisa ikut skripsi dan gak bakal bisa lulus, loh! Mau lo jadi Mahasiswa Abadi dan jadi penunggu di kampus ini selamanya?” Dan pada akhirnya, mereka berhasil menakuti calon pesertanya untuk ikut acara mereka, karena takut bakal jadi Mahasiswa Abadi.

Biasanya, dalam event kampus gak akan terlepas dari namanya panitia. Ada panitia inti dan adapula panitia pendukung alias volunteer. Panitia inilah yang bertugas untuk menjalankan setiap event atau kegiatan yang diadakan di kampus. Berhubung panitia ini manusia biasa dan bukan Gatot Kaca, gak jarang mereka suka membuat kesalahan saat acara berlangsung. Bisa dibilang sih, kesalahan-kesalahan kecil yang bikin peserta menjadi agak ‘risih’ melihatnya.

Misalnya, ketika acara sedang berlangsung, pasti ada saja panitia yang riweh atau sok sibuk, mondar-mandir gak jelas pake pakaian panitia. Mending, kalau mondar-mandirnya di belakang panggung, tapi ini di depan panggung. Selain itu, terkadang ada juga panitia yang panikan. Ketika acara mereka berjalan gak sesuai rencana, mereka akan terlihat panik dan teriak-teriak gak jelas pake HT (Handy Talkie). Padahal, kan itu HT bukan TOA Masjid, gak usah teriak pun pasti bakal kedengaran. Dasar, Ndeso!

Selain itu, hal lain yang bikin risih dari panitia acara ini adalah, selfie. Ya, gak jarang panitia-panitia ini sering banget selfie saat acara baru aja mulai. Mending kalau cuma selfie sekali atau  dua kali dan di tempat yang sepi. Sebaliknya, mereka malah selfie di depan peserta. Lebih parahnya lagi, pesertanya gak diajak selfie dan cuma disuruh ngeliatin mereka lagi selfie. Gue sih, sebenarnya kadang risih, tapi gue gak terlalu peduli, karena gue bukan tipe Mahasiswa yang suka nonton seminar. Melainkan, gue ikut seminar karena bisa dapat snack gratis, lumayan lah, buat sarapan anak kost.


Mahasiswa Tukang Demo

Berikutnya, Mahasiswa tukang demo itu (katanya) merupakan jati diri dari Mahasiswa. Kalau belum demo dan turun ke jalan, maka belum bisa disebut sebagai Mahasiswa sejati. Mengingat, demo merupakan salah satu cara untuk menyuarakan aspirasi dan menuntut keadilan terhadap Pemerintah. Tapi sayangnya, semakin tahun, filosofi itu sudah mulai berubah. Ya, buktinya sekarang banyak demo bayaran dimana-mana dan pesertanya gak lain adalah Mahasiswa. Kalau gak percaya, searching aja di Mbah Google.

Untungnya selama gue kuliah, di kampus gue itu belum pernah ada demo-demo kayak gitu, apalagi demo bayaran. Lagian, buat apa demo-demo segala, kalau ujung-ujungnya cuma buat cari uang dan bukan dari hati nurani sendiri? Mending sekalian aja jadi penonton Dahsyat. Sama aja, kan? Udah di ruangan ber-AC, dapet uang, dapet makan siang, bisa nonton dan foto bareng sama Artis pula. Daripada demo cuma panas-panasan, bikin capek, suara habis, eh ternyata, bayarannya masih kalah sama penonton Dahsyat. Kasian.

Mahasiswa Penonton Bayaran

Nah, kalau sebelumnya bicara soal penonton Dahsyat, kegiatan Mahasiswa tipe berikutnya itu sejenis yakni, penonton bayaran. Biasanya di setiap kampus akan ada oranisasi khusus yang mengurusi kunjungan-kunjungan ke berbagai acara, termasuk acara di stasiun TV. Setiap acara talkshow atau hiburan lainnya, biasanya mereka selalu memberikan kesempatan untuk Mahasiswa datang ke acara mereka.

Biasanya, ketika mengikuti acara tersebut, kita sudah terima beres saja. Di mana pihak stasiun TV akan meminta beberapa Mahasiswa (dengan kuota tertentu) dan pihak BEM Universitas atau Fakultas akan mencarikan siapa saja pesertanya. Sisanya, mereka tinggal duduk manis di dalam bus, dapat nasi kotak, dan uang ucapan terima kasih kisaran 50 ribu sampai 100 ribu per acara.

Terakhir, biasanya mereka juga suka pamer foto selfie di studio lokasi syuting sambil bilang, “Jangan lupa, nanti malam nonton acara ini, yak! Ada gue tampil di acara ini, loh! HAHA.” Padahal, cuma rambutnya doang yang ke-shoot kamera, namun itu sebuah kebanggaan tersendiri bagi Mahasiswa  penonton bayaran.

Mahasiswa Pedagang Online

Selanjutnya, Mahasiswa pedagang online merupakan Mahasiswa yang paling sering muncul di media sosial. Biasanya, media sosial dijadikan sebagai media favorit mereka untuk mempromosikan produk dagangannya. Gak jarang, Mahasiswa ini sering dianggap spam, karena saking seringnya promosi di media sosial. Bahkan, misalnya ketika ada teman yang curhat soal hubungan asmaranya, “Gue diselingkuhin sama doi. Gue sedih, gue bingung harus apa lagi sekarang?”  pasti mereka akan menjawab kayak gini, “Tenang, gue punya solusinya kok. Gue jualan nih, nama produknya, obat herbal penyembuh hati yang tersakiti. Buat lo gue kasih diskon harga teman, deh!”

Selain melakukan promosi di dunia maya, biasanya mereka juga akan melakukan promosi di dunia nyata. Dengan harapan banyak pembeli, mereka membawa semua barang dagangan mereka ke kampus untuk dipromosikan. Dagangan Mahasiwa ini sangat beragam, mulai dari alat kosmetik, pakaian trendy, bahkan hingga, jasa pembuatan skripsi kilat.

Selain itu, mahasiswa pedagang online juga sering memposting foto testimoni produk yang belum tentu itu beneran atau bohong. Kayak misalnya foto testimoni obat diet, dimana yang jadi modelnya itu orang-orang Amerika (biasanya sih, foto before - after saat memakai produk, gitu) padahal produknya itu produk jamu kunyit Asam. Emang sejak kapan, bule di Amerika minum Jamu kunyit asam? Bahkan, yang lebih parah itu obat pemutih kulit dan modelnya itu selalu orang Korea. Nah, ini juga sama aja bohong, emang sejak kapan ada orang Korea itu hitam? Kenapa gak sekali-kali, coba sewa artis Zimbabwe buat jadi model iklan pemutih kulit, gitu? Biar masyarakat juga bisa percaya, kalau itu obat memang beneran tokcer dan bukan penipuan.

Mahasiswa Tukang Pulsa

Tipe Mahasiswa ini, biasanya ingin mendapatkan uang jajan tambahan, maka dari itu mereka berjualan pulsa di kampus. Gue pun sempat melakukan itu saat di semester awal kuliah. “Enak gak sih jualan pulsa?” Itulah pertanyaan yang sering terlontar dari teman-teman gue. Kalau gue harus menjawab, maka gue akan bilang, kadang enak dan kadang nyesek. Kenapa begitu? Tentu saja, enaknya adalah saat kita mendapatkan uang atau keuntungan dari hasil jualan pulsa. Lalu, nyeseknya di mana? Banyak banget!

Pertama, ketika teman membandingkan pulsa yang kita jual dengan counter pulsa dekat rumahnya. Biasanya, mereka akan mengatakan seperti ini, “Pulsa 10 berapa di lo? 12 ribu, ya? Ah, mahal banget, di counter dekat rumah gue cuma 11.000 tuh. Lo kalau mau cari rejeki yang bener, dong!” Terkadang jika mendengar orang yang berkata seperti itu, ingin sekali gue menjawab seperti ini: “Yaudah, counter yang dekat rumah lo itu, suruh pindah aja jualan di dalem kampus! Beres, kan?”

Sudah bukan rahasia umum, bila penjual pulsa keliling seperti gue gak akan terlepas dari namanya hutang. Biasanya orang-orang seperti ini adalah teman dekat dari si penjual pulsa. Biasanya lagi, pada saat ingin berhutang mereka akan berkata seperti ini: “Don, gue beli pulsa dong, besok gue bayar deh. Soalnya, ini gue ada urusan penting banget, please!!!” Lengkap dengan tatapan nanar, mirip kayak anak kucing gak dikasih makan sebulan.

Ketika sudah terkena perkataan seperti itu, biasanya si tukang pulsa keliling, pasti akan langsung luluh dan gak bisa menolak. Namun sialnya, gak jarang ucapan manis itu hanyalah tinggal ucapan semata doang.  Keesokan harinya ketika kita akan menagih hutangnya, pasti mereka akan berkata; “Eh, sorry nih, dompet gue ketinggalan,” atau “Maaf ya, nyokap gue belom ngasih uang jajan nih,” atau bahkan lebih ekstrim lagi, “Sorry banget nih, gue belom bisa ke kampus, soalnya lagi nemenin Hamster gue lahiran. Kasihan, suaminya lagi di luar kota soalnya.”


Mahasiswa Gamers

Mahasiswa tipe ini merupakan salah satu Mahasiswa yang paling gampang ditemukan di kampus. Biasanya sih, Mahasiswa tipe ini selalu berada di depan laptop dan selalu di area  yang ada free wifi. Mahasiswa tipe ini, biasanya gak sendiri, melainkan selalu bergerombol dengan beberapa teman lainnya. Jadi, jangan heran, kalau ada segerombolan cowok main laptop dan mendadak wifi kampus jadi lemot, itu adalah ulah anak gamers. Saking hectic-nya sama game, bahkan sampai-sampai wajah mereka juga mirip kayak Stick PS.

Mahasiswa gamers itu, biasanya paling anti sama kekalahan. Ya, mereka akan sangat kesal banget, kalau mereka kalah main game. Setiap orang punya cara tersendiri buat menyalurkan kekesalan mereka saat kalah main game. Ada yang ngedumel pake bahasa ‘kebun binatang’, banting stick PS, hingga bahkan, ngedumel sambil banting stick PS di kebun binatang.

Selain itu, gamers ini juga suka membuat beberapa hiburan tersendiri dengan musuh mainnya, agar permaianan semakin seru. Bisa dibilang sih, kayak semi-semi taruhan, gitu. Hadiah taruhannya pun, gak semewah kayak yang dinjanjikan judi bola online, melainkan cuma hadiah buat hiburan doang. Misalnya, kalau yang kalah dia harus membelikan makanan atau minuman, atau kalah disuruh ‘nembak’ orang lewat, bahkan hingga, harus mijetin kaki yang menang pakai hidung.

Mahasiswa HITS

Nah, kalau Mahasiswa tipe yang satu ini merupakan Mahasiswa idola di kampus. Biasanya, Mahasiswa yang masuk kategori HITS ini, merupakan Mahasiswa yang eksis di bidang mereka masing-masing. Kalau Mahasiswa HITS cowok, biasanya mereka akan dibilang beneran HITS, kalau mereka mengikuti beberapa UKM terkenal di Kampus. Entah itu, karena dia anak basket, vocalis grup band, maupun standup comedian di kampus.

Berbeda dengan Mahasiswa cowok, mereka gak harus punya bakat dan keahlian khusus buat menjadi idola di kampus. Melainkan, cukup modal punya wajah cantik dan senyuman manis yang bisa mengalihkan dunia saja. Ya, ada cewek cantik sedikit di kampus, pasti dia akan langsung dibilang sebagai Mahasiswa HITS di kampusnya. Mahasiswa HITS cewek itu, biasanya lebih gampang ditemukan di kampus. Bahkan, ada beberapa kampus sampai membuat akun media sosial, khusus para Mahasiswa HITS cewek tersebut yang berisikan foto-foto dan biodata mereka. Ya, kurang lebih sih, mirip kayak situs kontak jodoh online, gitu.
Kayaknya, enak banget bisa jadi Mahasiswa HITS, terus dapat perhatian dari banyak orang. Beda sama gue, Mahasiswa culun yang gak terkenal. Bahkan saking gak terkenalnya, ketika lagi kumpul sama teman kelas, mereka kemudian bertanya, “Sebenarnya, lo anak mana sih? Kok dari tadi sok akrab banget sama kita? Emang lo kuliah di kampus ini juga?” Ya, gue paham, memang menyedihkan banget nasib gue.

Mahasiswa Artis

Semua orang pasti tahu sama yang namanya artis, selama dia punya TV di rumah. Biasanya Mahasiswa yang bekerja di dunia seni dan sudah masuk TV itu, akan disebut sebagai artis, baik sebagai aktris/aktor, penyanyi, maupun tukang debus. Bahkan, kini orang-orang yang berkarya di Youtube pun disebut juga sebagai seorang artis. Mahasiswa artis ini cenderung akan menjadi Mahasiswa yang kupu kusut, dimana mereka lebih memilih untuk kuliah pulang lalu kuliah syuting.

Mahasiswa artis ini biasanya akan sering diledek di kampus, bahkan setiap aktivitas mereka akan selalu dikaitkan dengan pekerjaan mereka itu. Apalagi, kalau Mahasiswa itu adalah cowok. Misalnya saat nilai mereka jelek, “Woo, katanya artis, masak ngerjain gini doang gak bisa. Payah.” lalu saat mereka lagi jomblo, “Woo, katanya artis, masak pacar aja gak punya. Payah.” bahkan hingga, saat sedang pipis di toilet, “Woo, katanya artis, masak kencing gitu aja, ‘anunya’ masih harus dipegangin. Payah.” Ya, di kampus itu, artis seolah dianggap harus bisa menguasai segala hal, termasuk bisa pipis dengan gaya lepas tangan.

Mahasiswa Sok Ngartis

Selain Mahasiswa artis, ada juga namanya Mahasiswa sok ngartis. Nah, Mahasiswa ini biasanya lebih gak terkenal, tapi lebih banyak gaya. Biasanya juga sih, mereka itu mayoritas adalah Mahasiswa yang baru mendadak jadi artis atau bahkan bukan artis sama sekali. Kalaupun dia memang artis baru, itupun juga, penampilan mereka di TV gak selama durasi artis lainnya. Ya, bisa dibilang masih figuran, gitu. Misalnya dia pemain FTV, paling dia cuma berperan mondar-mandir di jalan dan itu pun, hanya betisnya yang dishoot. Atau bahkan, dia adalah seorang Mahasiswa yang gagal di ajang pencarian bakat seperti, Indonesian Idol, namun dengan bangga dia bergaya dan menyebut dirinya ‘artis’ kampus.

Di sini, gue bukan iri dan mempermasalahkan profesi mereka, bukan sama sekali. Melainkan lebih kepada ‘gaya’ mereka saat di kampus, karena gak semua dari mereka itu semuanya banyak gaya. Biasanya sih, Mahasiswa sok ngartis ini suka banget pamer, terutama dalam hal fashion. Kadang orang kayak gini, terkesan norak dan lebay dalam berpakaian. Misalnya, pake kacamata hitam ke kampus siang hari, terus pake kalung gede banget kayak rantai kapal pesiar, hingga pake sepatu Adidas KW yang strip-nya cuma 2 garis doang. Selain itu, biasanya mereka juga suka banget jalan petantang-petenteng, mirip kayak orang habis ngelem, pake lem Fox satu ember. Padahal, artis beneran aja gak kayak gitu jalannya. Hmm, maklum sih, namanya juga Mahasiswa sok ngartis.

Itulah, beberapa tipe-tipe (katanya) Mahasiswa yang ada di kampus. Tipe-tipe Mahasiswa ini, dibuat bukan untuk menyerang atau menjelekkan siapa pun, tapi hanya untuk bahan informasi doang. Seenggaknya, kalau ada cabe-cabean yang nantinya beranjak dewasa dan tumbuh dengan subur, mereka bisa ada gambaran tentang tipe-tipe Mahasiswa di kampus itu kayak gimana. Ya, karena menjadi Mahasiswa itu ibaratnya kayak gado-gado, meskipun sangat beragam dan dicampur dengan berbagai bumbu yang berbeda, tapi tetap akan menghasilkan satu cita rasa yang sama. Ya, rasa ingin cepat lulus. *sambil orasi, pake ulekan bumbu gado-gado.* 


**Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini => Mahasiswa 1/2 Abadi on Wattpad (@dono_salimz)

0 komentar:

Post a Comment