Bagi gue, cinta itu tidak sopan. Kenapa? Ya, karena dia
datang sesuka hatinya dan pergi dengan sesuka hatinya pula, tanpa permisi.
Bicara soal cinta, semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Entah itu
cinta monyet, cinta pandangan pertama, ataupun cinta yang muncul karena
terbiasa. Pada saat seseorang jatuh cinta, mendadak semuanya akan terasa
menjadi indah. Bahkan, ketika kita harus menguyah Panadol tanpa air, semua akan
terasa manis, saat kita membayangkan wajah orang yang kita cintai. Tidak
percaya? Silahkan, coba sendiri di rumah.
Namun, pada saat jatuh cinta, tidak semuanya bisa berjalan
mulus sesuai yang kita harapkan. Terkadang dalam perjalan untuk meraih cinta,
akan ada yang namanya batu sandungan. Entah itu, batu kerikil ataupun batu
karang. Intinya, untuk meraih cinta akan ada halangan yang kita lalui. Contohnya
bisa kalian lihat, seperti ilustrasi di bawah ini :
“Aku
suka sama kamu,” ucap si cowok, coba mengungkapkan perasaannya.
“Aku
juga sama kamu kok, tapi ....” jawab si cewek setengah ragu.
“Tapi
apa?” tanya si cowok penasaran,
“Tapi aku udah punya pacar, maaf ya. Mungkin, lebih baik kita temenan aja.”
Ketika berada dalam kondisi di atas, apa yang akan kalian
lakukan? Pergi menjauhinya? Tetap setia menunggu? Atau mungkin, bunuh diri
minum Baygon? Ya, semua orang memiliki pilihan yang berbeda-beda di dalam
hidupnya. Tentu saja, kita harus memilih pilihan yang tidak akan merugikan
siapapun. Oleh karena itu, alangkah baiknya pada saat menentukan pilihan jangan
menggunakan emosi, tapi gunakanlah hati. Yaps, karena kata hati tidak pernah
salah.
Bicara patah hati, kita juga harus belajar tentang menerima
kekalahan dan berbesar hati. Belajar mengerti, bahwa tidak akan ada pertemuan
yang tidak memiliki akhir. Tidak jarang, pada saat patah hati, kita masih belum
bisa menerima kenyataan yang begitu pahit. Bahkan, seringkali kita akan berkata
seperti ini: “Kenapa sih, dia harus
memilih si X? Padahal, aku kan lebih baik dari dia,” atau, “Kenapa sih, aku harus ketemu dia sekarang?
Kenapa gak dari dulu aja?” atau, “Aku
cinta sama dia, pokoknya aku harus bisa dapetin dia, bagaimanapun caranya.” Alangkah
baiknya, mungkin kita mengganti ucapan kita menjadi seperti ini: “Semoga kamu bahagia ya di sana, meski itu bukan
karena aku.” Apapun alasannya, boleh saja kita kecewa saat patah hati,
namun jangan pernah sekali-kali menyalahkan keadaan. Karena, percuma ketika
kalian menyalahkan keadaan, bila semuanya sudah terjadi. Terlambat.
Jatuh cinta itu memang indah, ketika dua hati bisa menjadi
satu. Namun sayangnya, tidak semua hati bisa menyatu sesuai harapan.Bahkan, ada
“monster” menyeramkan yang bernama, penolakan. Perhatikanlah analogi ini: Jangan pernah coba berenang, bila Kamu
takut basah! Sama seperti halnya
ini: Lebih baik tidak usah jatuh cinta, bila
Kamu takut patah hati. Namanya juga jatuh, mana ada sih jatuh yang nggak
sakit? Iya, kan?
Ingatlah, patah hati bukanlah akhir dari segalanya. Namun
bersyukurlah, karena dengan patah hati, maka tandanya kita masih memiliki cinta
dan kasih sayang di dalam hati.
Jika ada yang ingin bertanya atau sekedar sharing, silahkan
isi coment box di bawah J
0 komentar:
Post a Comment